SYSTEM
PEMBAKARAN PADA MESIN MOTOR DISEL
Pembakaran
Pembakaran
adalah reaksi kimia yang cepat antara oksigen dan bahan yang dapat terbakar,
disertai timbulnya cahaya dan menghasilkan kalor. Pembakaran spontan adalah
pembakaran dimana bahan mengalami oksidasi perlahanlahan sehingga kalor yang
dihasilkan tidak dilepaskan, akan tetapi dipakai untuk menaikkan suhu bahan
secara pelan-pelan sampai mencapai suhu nyala. Pembakaran sempurna adalah
pembakaran dimana semua konstituen yang dapat terbakar di dalam bahan bakar
membentuk gas CO2, air (= H2O), dan gas SO2, sehingga tak ada lagi bahan yang
dapat terbakar tersisa.
Sistem
pembakaran mesin diesel
Proses
pembakaran dibagi menjadi 4 periode:
a)
Periode 1: Waktu pembakaran tertunda (ignition delay) (A -B)
Pada
periode ini disebut fase persiapan pembakaran, karenapartikel-partikel bahan
baker yang diinjeksikan bercampur dengan udara di dalam silinder agar mudah terbakar.
b)
Periode 2: Perambatan api (B-C)
Pada
periode 2 ini campuran bahan bakar dan udara tersebut akan terbakar di beberapa
tempat. Nyala api akan merambat dengan kecepatan tinggi sehingga seolah-olah
campuran terbakar sekaligus, sehingga menyebabkan tekanan dalam silinder naik.
Periode ini sering disebut periode ini sering disebut pembakaran letup.
c)
Periode 3: Pembakaran langsung (C-D)
Akibat
nyala api dalam silinder, maka bahan bakar yang diinjeksikan langsung terbakar.
Pembakaran langsung ini dapat dikontrol dari jumlah bahan bakar yang
diinjeksikan, sehingga periode ini sering disebut periode pembakaran dikontrol.
d)
Periode 4: Pembakaran lanjut (D-E)
Injeksi
berakhir di titik D, tetapi bahan bakar belum terbakar semua. Jadi walaupun
injeksi telah berakhir, pembakaran masih tetap berlangsung. Bila pembakaran
lanjut terlalu lama, temperatur gas buang akan tinggi menyebabkan efisiensi
panas
turun.
Gambar
1. Proses pembakaran motor diesel
Teoritis pembakaran sempurna didapat
dengan perbandingan udara/BB (Air to fuel ratio) adalah 14,7 dan sering disebut
sebagai Stoichiometry dan sering disebut juga sebagai perbandingan Lambda=1.
Air to Fuel Ratio (sering disingkat
AFR) > 14,7 disebut sebagai Lean Combustion sedangkan sebaliknya disebut
sebagai Rich combustion.
Perhatikan Diagram dibawah ini,
Pada
pembakaran ideal sudah disebutkan diatas akan menghasilkan H2O, CO2 serta N2, Namun
secara praktis pembakaran pada mesin tidaklah sempurna walau pada mesin dengan
technologi tinggi sekalipun.
Elemen
penting
1.
Bahan
Bakar
Bahan
bakar fosil dan bahan bakar organik lainnya umumnya tersusun dari unsur-unsur C
(karbon), H (hidrogen), O (oksigen), N (nitrogen), S (belerang), P (fosfor) dan
unsur-unsur lainnya dalam jumlah kecil, namun unsur-unsur kimia yang penting
adalah C, H dan S, yaitu unsur-unsur yang jika terbakar menghasilkan kalor, dan
disebut sebagai “bahan yang dapat terbakar” atau “combustible matter”,
disingkat dengan BDT. Unsur-unsur lain yang terkandung dalam bahan bakar namun
tidak dapat terbakar adalah O, N, bahan mineral atau abu dan air.
Komponen-komponen ini disebut sebagai “bahan yang tidak dapat terbakar” atau
“non-combustible matter”, disingkat dengan non-BDT.
Secara
singkat komposisi bahan bakar padat dinyatakan menurut:
a.
Analisis pendekatan (proximate analysis), yaitu kandungannya akan BDT, air,
abu.
BDT
terdiri dari:
Ø Bahan
yang bila terbakar membentuk gas atau uap, yaitu gas CO2, CO, SO2, uap air.
Bahan ini disingkat dengan BTG.
Ø Bahan
yang jika terbakar tidak membentuk gas, dan pembakaran lebih lanjut terhadap
bahan ini menghasilkan kokas. Bahan ini disebut “karbon tetap” atau “fixed
carbon” disingkat KT.
Setelah proses pembakaran:
Ø BTG:
terbakar menghasilkan gas-gas CO2, CO, SO2, dan uap air yang keluar sebagai gas
asap atau gas buang.
Ø Non-BDT:
unsur O dan N membentuk gas-gas oksigen (O2) dan nitrogen (N2), dan keluar
sebagai gas asap. Komponen abu tetap tinggal di ruang pembakaran, ditampung
oleh penampung (“ash pit”), dan keluar sebagai sisa pembakaran (“refuse”)
disingakt SB.
Ø KT:
terbakar membentuk kokas. Kokas mempunyai kandungan karbon mendekati 100%.
b.
Analisis tuntas (ultimate analysis), yaitu komposisi bahan sampai
unsurunsurnya, seperti kandungan C, H, O, N, S, abu dan air. Air yang
terkandung dalam bahan bakar mencakup:
-
air yang menempel secara mekanis,
-
air senyawa, yaitu air yang dapat terbentuk jika unsur O dan H dalam
bahan-bakar mempunyai perbandingan stoikiometeris.
Bahan
bakar cair terdiri dari seyawa hidrokarbon atau campuran beberapa macam senyawa
hidrokarbon. Pada minyak bumi, kandungan hidrokarbon terdiri dari C5 sampai
C16, meliputi seri parafin, napftena, olefin dan aromatik. Hidrokarbonhidrokarbon
tersebut kadang-kadang merupakan senyawa ikatan dengan belerang, oksigen dan
nitrogen, yang jumlahnya beragam. Bahan-bahan gas terdiri dari campuran
senyawa-senyawa C dan H yang mudah terbakar (CH4, C2H6, C2H4, C2H2, CO, H2 dan
lain-lain), serta gas -gas yang tidak terbakar (N2, CO2, SO2). Senyawa C dan H
tersebut tidak selalu senyawa hidrokarbon (CO, H2).
1.
Bentuk
ruang bakar mesin diesel
Ruang
bakar pada motor diesel lebih rumit disbanding ruang bakar motor bensin. Bentuk
ruang bakar pada motor diesel sangat menentukan kemampuan mesin, sebab ruang
bakar tersebut direncanakan dengan tujuan agar campuran bahan udara dan bahan
bakar menjadi homogen dan mudah terbakar sekaligus.
Ruang
bakar motor diesel digolongkan menjadi 2 tipe,
yaitu:
a)
Tipe ruang bakar langsung (direct combustion chamber)
b)
Tipe ruang bakar tambahan (auxiliary combustion chamber)
Tipe
ruang bakar tambahan terdapat dalm 3 macam, yaitu:
1).
Ruang bakar kamar muka (precombustion chamber)
2).
Ruang bakar pusar (swirl chamber)
3).
Ruang bakar air cell (Air cell combustion chamber)
b)
Ruang bakar tambahan.
1)
Ruang bakar muka.
Dalam
ruang bakar ini bahan bakar solar disemprotkan ke dalam ruang bakar muka oleh
nozzle injeksi. Sebagian bahan bakar yang tidak terbakar di ruang bakar muka
didorong melalui saluran kecil antara ruang bakar muka dan ruang bakar utama.
Percampuran yang baik dan terbakar seluruhnya berada pada ruang bakar utama.
2)
Ruang bakar pusar.
Ruang
bakar model pusar ini berbentuk bundar. Ketika torak memampatkan udara,
sebagian udara akan masuk ke dalam ruang bakar pusar dan membuat aliran
turbulensi. Bahan bakar diinjeksikan ke dalam udara turbulensi dan terbakar di
dalam ruang bakar pusar, tetapi sebagian bahan bakar yang belum terbakar masuk
ke ruang bakar utama melalui saluran tersebut. Selanjutnya capuran tersebut akan
terbakar di tuang bakar utama. Lihat gambar 4.
Gambar
4. Ruang bakar pusar
3)
Ruang bakar Air Cell
Pada
ruang bakar air cell ini bahan bakar disemprotkan langsung ke dalam air cell
dan terbakar langsung di ruang bakar utama. Sebagian bahan bakar yang yang
disemprotkan ke air cell dan terbakar, mengakibatkan tekanan dalam air cell
bertambah. Bila torak bergerak ke TMB, udara dalam air cell keluar ke ruang
bakar utama membantu menyempurnakan pembakaran. Pada ruangbakar ini tidak
memerlukan pemanas.
Gambar
5. Ruang bakar Air Cell
4)
Penyaluran bahan bakar pada mesin diesel
Berdasarkan
uraian tentang prinsip kerja mesin diesel yang membakar bahan bakar berdasarkan
suhu kompresi secara bertahap, maka penyaluran bahan bakar pada mesin
diesel
harus memenuhi syarat:
(a)
Mesin diesel harus mempunyai perbandingan kompresi yang tinggi agar mempunyai suhu
dan tekanan kompresi yang tinggi sehingga mampu membakar bahan baker yang
diinjeksikan ke dalam ruang bakar. Bahan baker mesin diesel mempunyai sifat
titik nyalanya tinggi sehingga harus dibuat menjadi partikel atau butiran yang
lebih kecil.
(b)
Agar bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder mesin diesel dapat mudah
terbakar maka diperlukan ruang bakar yang dapat memungkinkan bahan bakar dan
udara dapat bercampur secara homogen dalam bentuk partikel yang lebih
kecil-kecil dari sebelumnya.
(c)
Di samping mesin diesel harus memiliki ruang bakar yang memungkinkan atomisasi
bahan bakar, maka bahan baker yang disalurkan ke dalam ruang bakar harus dengan
injeksi. Dengan injeksi maka bahan bakar akan berbentuk partikel-partikel atau
butiran-butiran yang kecil. Oleh karena itu dalam mesin diesel diperlukan
peralatan untuk 17 injeksi yaitu pompa injeksi dan injector (pengabut). Pompa
injeksi berfungsi menekan bahan bakar dari tangki ke injector, sedangkan
injector berfungsi menyemprotkan
bahan
bakar tepat waktu ketika diperlukan pada akhir langkah kompresi.
(d)
Berdasarkan 3 hal di atas maka pada mesin diesel diperlukan suatu sistem bahan
bakar yang dapat memenuhi syarat agar terjadi pembakaran yang baik. Sistem
bahan bakar yang baik harus terdiri dari komponen-komponen yang baik pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar